Sholat Qashar (atau jamak) yang telah ia jalani setelah ia keluar dari batas desanya sebelum ia mengurungkan bepergian tidak wajib ia qadhai.
( ومن قصد سفرا طويلا فسار ثم نوى ) وهو مستقل ماكث
( رجوعا ) عن مقصده إلى وطنه أو غيره للإقامة ( انقطع ) سفره سواء أرجع أم لا لأن النية
التي استفاد بها الترخص قد انقطعت وانتهى سفره فلا يقصر ما دام في ذلك المنزل كما جزموا
به لكن مفهوم كلام الحاوي الصغير ومن تبعه أنه
يقصر وهو خلاف المنقول ولا يقضي ما قصره
أو جمعه قبل هذه النية وإن قصرت المسافة قبلها
“Barangsiapa
bermaksud bepergian jauh (kemudian ditengah jalan) ia mengurungkan maksudnya
dengan kembali pada daerah tempat tinggalnya atau daerah lain dengan tujuan
iqamah (menempat disana) maka terputuslah sejak saat itu bepergiannya baik ia
pulang ke rumahnya atau tidak karena niat yang memperkenankannya kemurahan
(bagi musafir) telah terputus dan terputus pulalah bepergiannya sehingga tidak
lagi diperkenankan baginya menjalani qashar shalat selama selama ia berada
ditempat tinggalnya sebagaimana yang telah ditetapkan oleh ulama fiqh tetapi
menilik yang dapat diambil kefahaman dari pernyataan dalam kitab al-Haawy
as-Shoghiir baginya msih boleh mengqashar dan ini jelas menyalahi apa yang
telah ternukil, dan tidak perlu baginya mengqadhaishalat yang telah ia qashar
atau jamak sebelum ia mengurungkan niat bepergiannya meskipun bepergian yang ia
lakoni masih dalam jarak tempuh yang teramat pendek (asalkan sudah keluar dari
batas desa)”.
Mughni al-Muhtaaj I/268
الرابع: دوام السفر إلى عقد الثانية وإن أقام
في أثنائها, ولايسترط وجود السفر عند عقد الأولى
"Syarat dari jama' taqdim ada VI adapun yang ke-IV
adanya kelnjutan bepergian pd tujuan yang ke-II walaupun bermuqim pada
pertengahan perjalanan. dan tdk adanya syarat adanya kepergian pda niat yang
pertama"
(nihayatu az-zain hal: 156)
0 comments:
Post a Comment