Dalam sebuah
syair, dari musthalah At-Tajwid karya Kiai Abdullah Umar dikatakan:
وَيَحْرُمُ
لِإبْنِ حَجَرٍ بَسْمَلَةٌ ۞
أَوَّلُ تَوْبَةٍ هُنَالَ عِلَّةٌ
Menurut
Imam Ibnu Hajar, membaca basmalah
di
awal Surah At-Taubah hukumnya haram
كَذَا
إلَيْهِ ذَهَبَ الْقُرَّآءُ ۞ ثُمَّ الْمُجَوِّدُوْنَ وَالْفُصْحَآءُ
Demikian juga menurut Ahlul Qurra’,
Ahlul Tajwid & Ahlul Fashahah
Ulama
Fiqih Syafi’iyah, dalam menentukan hukum membaca basmalah pada Surah
At-Taubah, terdapat dua pendapat yang masyhur:
1. Pendapat
Imam Ramli
Hukum
membaca basmalah pada awal Surah At-Taubah, menurut Imam Ramli rahimahullah,
adalah Makruh. Sedangkan membaca dipertengan Surah hukum-nya Mubah.
2.
Pendapat Ibnu Hajar.
Hukum
membaca basmalah pada awal Surah At-Taubah, menurut Ibnu Hajar rahimahullah
adalah Haram, karena ada ‘illat (alasan), yaitu saat turun Surah At-Taubah,
Allah sedang Murka kepada kaum Musyrikin yang mengingkari perjanjian dengan
kaum Muslim, untuk tidak mengadakan peperangan dalam tempo waktu yang telah
disepakati antara kedua belah pihak. Namun kaum Musyrikin mengingkari janji,
mereka menyerang kaum Muslimin sehingga mengakibatkan banyak yang gugur dari
kalangan kaum Muslimin. Sedangkan membaca basmalah bermaksud mengharap rahmat
dari Allah Subahanahu Wa Ta’ala.
Hukum
membaca basmalah ditengah-tengah Surah At-Taubah, menurut Ibnu Hajar adalah
Makruh, pendapat inilah yang diterima oleh para Qurra’, Ahlu Tajwid, dan Ahlu
Fashahah.
syukron min
ReplyDelete